Setiap
orang mempunyai perasaan. Dan sudah pasti orang itu tidak akan pernah bisa
membohongi perasaannya sendiri. Meskipun berkata iya, tapi dalam hati berkata
tidak. Dan begitu pun sebaliknya.
Janji
hanya sekedar janji.
***
Sekitar setahun yang lalu.
Aku pernah menyukai orang yang sudah mempunyai pasangan juga anak. Bukan pernah, tapi masih.
Namanya
An. Dia bekerja di sebuah minimarket daerah Asia Afrika. Pertama bertemu
biasa saja. Karena aku hanya berniat untuk membeli sesuatu. Tapi selalu
kebetulan saja. Saat aku kesana, selalu dia yang ada. Hampir setiap malam aku
kesana. Dan itu berjalan hingga sebulan. Semakin akrab dan semakin tau dia
siapa. Usianya dibawah aku. Tapi dia sudah mempunyai seorang istri yang sedang
hamil. Hamil 8 bulan saat itu. Cantik juga sih istrinya. Aku lihat fotonya dari
profil BBM dan kadang ada foto yang selalu di unggahnya di facebook juga
instagram. Kita sudah seperti teman dekat. Suka chating via BBM. Bahkan aku
juga nanya kapan shift dia bekerja. Dan memang datar-datar saja. Di minimarket,
disaat tidak ada pelanggan, kita selalu ngobrol berdua. Kebetulan tempatnya
seperti café take away. Apalagi pas dia shift tengah malam.
Pernah
suatu waktu aku tidak datang kesana, kemudian dia BBM aku, kenapa tadi malam
tidak datang, aku jawab saja aku ketiduran, karena memang ketiduran. Dan entah
kenapa, sepertinya dia marah dan entah kenapa juga. Keesokannya kami seperti
biasa. Ngobrol. Ngobrol ini itu. Yang jelas, apa yang dia ceritakan sudah pasti
benar, beda dengan yang aku ceritakan, hanya 5% kebenaran yang aku ucapakan.
Itu pun karena menjawab apa yang dia pertanyakan.
Waktu
itu tepat beberapa hari sebelum istrinya melahirkan, aku mendatangi tempat dia
bekerja dalam keadaan mabuk. Pulang dari tempat clubbing dan sengaja mampir
kesana, karena sudah biasa. Mungkin karena dalam pengaruh alkohol, aku tidak
sadar dengan apa yang aku ucapkan. Biasa saja.
Keesokan
harinya seperti biasa, aku BBm dia menanyakan shift berapa dia bekerja. Dan
ternyata yang jawab adalah istrinya dan langsung dia menghapus kontak ku.
Jujur
saja. Aku mempunyai perasaan suka sama dia sebelumnya. Mungkin karena ada rasa
nyaman diantara kita. Dan aku pun merasakan bahwa dia juga mempunyai perasaan
yang sama. Bukannya aku GR atau apa ya, tapi beda saja. Terlihat dari cara dia
jika bersama ku.
Sekian
minggu tidak bertemu dan tanpa kontak, mendapat kabar kalau istrinya sudah
melahirkan. Anaknya perempuan.
Sebelumnya
aku sudah berjanji akan memberi hadiah untuk anaknya itu. Tapi dalam keadaan
seperti sekarang ini, sepertinya tidak mungkin. Tapi aku punya ide untuk
mengirimkan hadiahnya melalui kurir saja. Dia begitu pun istrinya tidak tau
kalau aku yang memberikannya. Itu berlangsung beberapa kali. Yang terakhir aku
memberikan kado kecil, yaitu sepatu berwarna merah muda. Sangat cocok untuk
bayi yang berusia 3 bulan. Dan 3 bulan juga kami tidak pernah bertemu. Aku
melihat foto kebahagiaan mereka melalui instagram saja, karena facebook dan BBM
kan sudah dihapus. Instagram pun aku memakai ID orang lain dulu, karena
instagram ku juga sudah di block. Bukan sama dia, tapi sama istrinya. Aduh.
Oh
iya. Aku melihat foto anaknya memakai pakaian yang aku berikan. Lucu banget
sumpah. Hahaaa… kasihan banget gw !!
Andai
saja aku tidak terlalu sering menemuinya, mungkin sampai saat ini juga aku
masih bisa bertemu dan berbicara berdua seperi saat itu. Semua kembali tentang
waktu. Andai waktu itu masih ada dan masih memberi kesempatan, pasti aku dan
dia akan seperti dulu lagi.
*Untuk
dijaman sekarang, hal semacam yang pernah aku alami itu pasti banyak orang
lalui juga. Yang sudah berumah tangga sekali pun. Karena ini tentang perasaan.
Cinta dan sayang akan timbul dengan seiringnya berjalan waktu. Waktu yang
selalu berpihak untuk orang-orang yang mempunyai perasaan, meskipun terkadang
perasaan itu tidak tepat dan tidak pas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁